WORKSHOP AKSELERASI PUBLIKASI ILMIAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA TAHUN 2018

A.    Pendahuluan
Pada hari Rabu, 25 Juli 2018, Ruang Auditorium Gedung Ahmad Dahlan Kampus 3 IAIN Salatiga LP2M (Lembaga Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat) IAIN Salatiga melaksanakan  Workshop yang berjudul “Workshop Akselerasi Publikasi Ilmiah Institut Agama Islam Negeri Salatiga Tahun 2018”.
Kegiatan ini menghadirkan dua pembicara utama yang berasal dari PTKIN yang dinobatkan tahun ini sebagai Perguruan Tinggi yang paling banyak sitasi publikasinya. Untuk itu terundanglah Dr. Wahyudin Darmalaksana, M.Ag.  –Kapuslit LP2M UIN Sunan Gunung Jati Bandung  dengan materi berjudul  “Akselerasi Publikasi pada Publisher Internasional Bereputasi” dan pemateri kedua ialah Prof. Dr. Muhammad Ali Ramdhani, M.T., S.T . --UIN Sunan Gunung Jati Bandung yang telah mendapatkan SINTA Awards tanggal 4 Juli 2018 dari Ristekdikti karena terpilih sebagai penulis yang sitasinya paling banyak di lingkungan PTKIN. Materi yang disampaikan Prof Ali Ramdhani ialah “Teknik Penulisan Ilmiah pada Publisher Bereputasi Internasional”.

Materi Acara Workshop on Writing for International Publication

CATATAN PENTING Dalam Penyampaian Materi Acara Workshop on Writing for International Publication di Hotel Le Beringin, Salatiga tanggal 14 Juli 2018 oleh Prof. Al Makin, Dosen UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta dan Editor in Chief Jurnal Al-Jami’ah, Jurnal terindeks Scopus dan juga jurnal ilmiah tertua di Indonesia.
 
1.POIN PERTAMA: Resep kesuksesan menerbitkan artikel di Jurnal nasional dan Internasional ialah SABAR, IKHLAS dan TAWAKKAL. Menulis artikel untuk jurnal utamanya tidak diperlukan kecerdasan. Buat Anda yang merasa cerdas jangan tersinggung karena menulis artikel jurnal yang lebih utama adalah kesabaran dalam hal melakukan riset. Menurut pengalaman Prof Al Makin untuk satu tulisan yang sukses terindeks di Jurnal Scopus diperlukan waktu empat semester/ Dua tahun. Ada satu pengalaman  menarik ketika Prof. Al Makin memerlukan waktu 6 (enam semester) / Tiga tahun baru bisa tulisannya terbit di jurnal wilayah Asia yang terindeks scopus. Saran beliau agar Laporan penelitian jangan langsung dijurnalkan tapi ditahan dulu satu semester baru ditulis ulang. Perlu waktu minimal dua tahun dalam proses pengembangan penulisan dan itu sudah termasuk proses yang cepat. Ngga usah jadi orang yang terlalu cerdas tapi utamanya sifat sabar, ikhlas dan tawakal. Banyak kasus yang terjadi sebuah tulisan artikel untuk jurnal dibuat tanpa melakukan riset dan andaikan riset dibuat tidak dikerjakan dengan serius. Saran Beliau Orang Salatiga jika melakukan riset jangan di Salatiga tapi bagus di tempat yang jauh misalnya di NTB. SPJ-nya jadi gampang bukan muter-muter bikin penelitian di Salatiga.